Larvasida Belum Terbukti Sebabkan Mikrosefali


Ilmuwan Australia tepis anggapan bahwa larvasida Sebabkan mikrosefali, sebagaimana telah diberitakan sebelumnya oleh sekelompok dokter di Arentina, bahwa zat kimia pada larvasida (Pyriproxyfen) yang di perusahaan Jepang Sumitomo Chemical, telah dicampurkan dalam sumber air minum pada warga Brasil tahun 2014. Hal inilah disebut sebagai penyebab meluasnya wabah mikrosefali di Brasil, bukan oleh virus zika yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Menurut pakar, terdapat beberapa alasan Pyriproxyfen tidak terbukti sebagai penyebab cacat lahir pada bayi. Zat kimia Pyriproxyfen bekerja dengan cara mengganggu hormon yang menyebabkan larva serangga menetas. Hal itu tidak akan terjadi pada manusia. Selain itu, pestisida tersebut juga tidak mudah diserap oleh tubuh, tetapi langsung dikeluarkan melalui sistem pencernaan.

Berdasarkan studi pada hewan menunjukkan, bahwa tidak ada efek kesehatan yang terjadi pada organ reproduksi atau perkembangan dari Pyriproxyfen dalam dosis sampai 100 mg per kilogram berat badan setiap hari. Disampaikan oleh Ian Musgrave, dosen senior Fakultas Kedokteran Universitas Adelaide, Australia,  bahwa seseorang mungkin harus minum 1000 liter air sehari untuk mencapai level toksisitas yang sama pada hewan.

Konsultan toksikologi dari Universitas Canberra Australia “Andrew Baartholomaeus“ mengatakan, penggunaan larvasida yang dilarang pada penampungan air justru akan merugikan manusia. Secara tidak langsung pelarangan pada program pengendalian nyamuk dapat meningkatkan risiko kematian dan penyakit serius yang disebabkan oleh nyamuk seperti malaria, dengue, dan penyakit lain yang ditularkan nyamuk.


Sumber : Kompas
 

Comments